Gara-Gara Daulah Islam, Obama Ribut Dengan Intelejen AS
Tsarnaev untuk Al-Mustaqbal Channel
WASHINGTON, US – Obama bersama parlemen Gedung Putih mulai kelimpungan menghadapi Daulah Islamiyah. Pasalnya Dauah Islamiyah sulit ditaklukan walaupun AS mengirim senjata canggih.
Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, mengakui bahwa AS terlalu meremehkan Daulah Islamiyah sejak masih bernama ISIS. AS menganggap ISIS bisa dengan mudah ditaklukan oleh Iraq dan Suriah. AS semula memprediksi, Suriah akan runtuh tapi ternyata muncul kelompok bernama ISIS yang mengguncang dunia secara tiba-tiba.
Menurut Obama, AS tidak menyangka jika Daulah Islam Iraq yang terbentuk sejak 2006 ini sudah diusir dari Iraq oleh militer AS, namun tiba-tiba menjadi musuh berbahaya saat ini.
”Saya pikir kepala komunitas intelijen kita, Jim Clapper, telah mengakui bahwa mereka meremehkan atas apa yang telah terjadi di Suriah,” kata Obama menunjuk kepada direktur CIA. Seperti dilansir CBS News.
Obama menjadikan kepala Intelejen AS sebagai “kambing hitam” untuk menutupi kesalahannya sendiri.
Komunitas intelijen tidak mau disalahkan. Mereka balik menyalahkan pemerintah Obama atas kegagalan AS mengantisipasi ISIS. ”Ini bukan kegagalan komunitas intelijen, tetapi kegagalan oleh para pembuat kebijakan untuk menghadapi ancaman itu,” kata Mike Rogers, Ketua Komite Intelijen Parlemen AS, membela komunitas intelijen termasuk di dalamnya CIA.
Para pejabat Intelejen, terutama CIA sudah memperingatkan Obama sejak lama saat masih bernama ISIS, namun Obama tidak menggubrisnya. Beberapa pejabat intelejen lebih memilih diam atas komentar Obama.
Mantan pejabat intelijen keberatan dengan pernyataan Obama. Mereka menyarankan agar Obama tidak menjadikan intelijen sebagai kambing hitam untuk menutupi kritikan tajam atas kelamabanan Obama dalam bereaksi terhadap ISIS.
Dalam sebuah wawancara dengan CBS, Obama mengutip pernyataan Direktur CIA, James Clapper, bahwa intelijen mengakui jika mereka telalu meremehkan atas apa yang terjadi di Suriah.
Namun, Clapper juga menegaskan bahwa badan-badan intelijen AS tidak akurat dalam melaporkan kemunculan ISIS, serta kekurangan dari militer Irak.
Ditanya apakah Washington juga telah berlebihan dalam mengerahkan kekuatan militer AS untuk melatih pasukan lokal di Irak untuk melawan kelompok radikal, Obama membenarkannya.”Itu benar, Itu sangat benar,” ujar Obama yang dilansir Senin (29/9/2014).
Akibat kebijakan Obama sendiri yang melatih militer Iraq serta memberikan senjata-senjata berat menjadi Boomerang bagi AS, pasalnya Daulah Islamiyyah telah merebut senjata canggih tersebut dari militer Iraq.
Bantu para mujahidin, sebarkan berita ini
30 Sept 2014
0 comments:
Post a Comment